Cara Mengatasi Kecanduan Gadget Pada Anak

Oleh : Ustadz Abu Daud Khudori, MA

Allah subhanahu wataala berfirman :

وَلَا تُؤۡتُوا۟ ٱلسُّفَهَاۤءَ أَمۡوَ الكم..

Dan janganlah kamu serahkan (harta kalian) kepada orang yang belum sempurna akalnya (Anak-anak)

[Surat An-Nisa': 5]


Dari ayat di atas kita bisa mengambil kesimpulan bahwa Gadget adalah harta milik orang tua yaitu AYAH yang tidak boleh sembarangan diserahkan kepada Anak yang belum sempurna akalnya.

Maka anak anak dibawa usia 2 tahun tidak diperkenankan dikenakan dengan Gadget.
Anak-anak di atas usia 2 tahun penggunaan Gadget harus dibawa pengawasan orang tua. Gadget diberikan secara penuh kepada anak yang sudah mencapai Usia 18 tahun.

Maka penyerahan Gadget hendaknya memenuhi 3 D :

✅ Gadget itu dipakai anak harus memenuhi 3D :

1. Dibutuhkan, dibutuhkan dalam arti penyerahan Gadget harus sesuai kebutuhan Anak yang positif. Misalnya untuk keperluan mengerjakan PR, mendengarkan ceramah agama atau mengerjakan Tugas.

2. Dipinjamkan, agar anak disiplin dalam menggunakan Gadget dan Tidak marah, tantrum saat Gadget diambil maka harus ada semacam Akad yang difahami oleh anak.

Maka semua kepemilikan Gadget, Hp, Laptop, ipad harus atas nama orangtua, maka setiap kali anak menggunakan statusnya harus sebagai pinjaman juga atas izin dan ketentuan orangtua. Maka akan tertanam dalam benak anak bahwa Namanya meminjam, harus segera dikembalikan saat sudah selesai. Dengan akad ini, Anak dilatih menjadi  pememinjam yang baik dan amanah.

3. Didampingi orangtuanya saat digunakan. Orang tua harus mensetting terlebih dahulu aplikasi-aplikasi yang digunakan anak pada save Mode atau mode aman. Youtube orang dewasa bisa dihapus dan digantikan youtube kids. Game-game yang berbahaya yang berisikan kekerasan, pelecehan agama, segera dihapus dan dilarang. Dan berikan pijakan durasi penggunaan Gadget misalnya sehari boleh 2 jam. Pijakan dievaluasi dan  diperbaharui setiap sebulan sekali.

✅ Penyakit orang tua yang menyebabkan Anak kecanduan Gadget.

1. Tidak Tegaan

Tidak tegaan adalah musibah, orang tua yang tidak Tegaan akan Menyesal Kemudian

Tegaskan soal main HP dan gadget dan tetapkan batas waktunya.Tegaskan soal bermain. Ada waktu main Ada waktu membantu ibu di rumah. Ini bukan membebani anak. Ini justru menyiapkan mereka akan masa depan.

Sebab hidup ini butuh tanggung jawab.
Dan tanggung jawab itu harus dilatih.
Jangan sampai dari keluarga kecil kita
Lahir anak manja. Anak pemalas. Anak yang hanya hidup dari layar kecil (gadget) dan tidak kenal dunia nyata.

Biarkan mereka rasakan sendiri bagaimana rasanya tanggung jawab. Biarkan mereka rasakan apa itu letih. Biar mereka rasakan soal kontribusi pada sesuatu di luar dirinya.

Sebab tak selamanya orang tua akan mendampingi mereka. Akan ada saatnya mereka berpisah dengan kita dan membentuk keluarga kecilnya sendiri.

Jika saat itu tiba, pastikan ia sudah mandiri dan siap. Tidak jadi pasangan hidup yang hanya membebani pasangannya, atau bahkan keluarga besarnya.
Dan itu tidak bisa instan karena Mendidik tidak Mendadak. Prosesnya bertahun-tahun
Bisa dimulai sejak dini.

Kalau kita kebanyakan nggak tegaan, bahkan pada tugas2 yang sangat kecil. Siap-siap menyesal kemudian…

Ketika anak tumbuh tak mandiri. Ketika anak tumbuh tanpa tanggung jawab. Sehingga ia selalu butuh kita,  Masih harus di”emong” sampai tua, bahkan hingga ia berkeluarga

Lelah sekali jadi orang tua, yang jika sampai tua, si anak masih saja membebani kita dengan masalahnya.
Cegah sekarang. Latih dari sekarang. Siapkan mereka sejak sekarang

Semoga dengannya masa depan mereka
Masa tua kita. Dipenuhi kebahagiaan dan kebaikan. Dari yang agak besar, hingga remeh temeh.

2. Anak Malah dijadikan Bos dikeluarga

Who is the Bos ?  Siapa Boss nya?
Ada seorang ibu yang mengadukan perilaku anaknya.

"Anak saya kecanduan HP, sampai susah makan, dipanggil gak peduli, disuruh malah berontak, gimana solusinya?"

"Ya..diambil saja HP nya, sembunyikan charge nya, jangan diisi pulsa, jangan diisi paket data".

"Tapi dia marah marah, nangis, ngamuk, dan tantrum. Saya gak sanggup mengatasinya."

"Harus sanggup, yang pertama memberi gadget HP siapa? Orang tua kan? Ya orang tua juga lah yang harus mengambil gadget HP dan menggantikannya."

Disitulah letak kesalahan terbesar orang tua.
Anak anak sudah diposisikan menjadi "BOS" dan orang tua menjadi "pelayan".

Makin lama makin menjadi jadi, sampai orang tua gak sanggup mengatasi dan akhirnya dibawa ketempat terapi.

Kata seorang trainer terapi di Australia, ketika ditanya oleh orang seorang peserta tentang gimana mengatasi anak tantrum, jawabanya simple.

"Who's the boss?"



Orang tua atau anak yang jadi boss nya.
Jangan kalah sama anak. Anak menangis, tantrum, ya dibiarkan. Tetap jangan diberikan apa yang dia mau. Karena tantrum ini akan terus menjadi senjata anak untuk mendapatkan sesuatu.

Jangan panik melihat anak menangis, nanti juga akan diam sendiri.
Harus tahan mendengar dan melihat tangisan anak.
Nggak ada ceritanya anak mati gara gara menangis.

Tetap tenang, pegang tangannya, dan sigap mencegah jika anak mau memukul dan sebagainya.

Tehnik khusus menangani anak tantrum bisa bervariasi, tergantung dari kondisi tantrum nya.

Bisa didekap dari belakang, bisa ditekuk, atau didudukan di bean bag, atau yang sangat parah ditengkurapkan diatas matras. Dan masih banyak tehnik lainnya.

Prinsipnya adalah anak harus diberi pemahaman bahwa tidak semua keinginan dia bisa dipenuhi. Bahwa ia tidak boleh menjadi raja yang semua keinginanya harus dituruti.

Setelah anak paham bahwa usaha nya (tantrum) tadi tidak membuahkan hasil maka dia akan segera akhi tenang, setelah tenang segera berikan anak reward berupa pelukan, usapan kepala, punggung dengan penuh kasih sayang, dan bisikan pada anak, "Kamu hebat, Ibu sayang kamu."

Orang tua juga harus ingat, temani anak bermain. Jangan mintanya anak lepas dari HP tapi orang tua sendiri  selalu main HP didepan anak.

"Children see, children do"

☑️ Cara mengalihkan anak dari Gadget

1. Belikan Permainan yang bermanfaat. Janganlah anak biarkan bengong tanpa aktivitas. Berikanlah anak permainan yang lebih menarik dibanding gadget. Main air, main pasir, main bubble, dan lain lain.

Ada beberapa APE (Alat Peraga Edukasi) yang wajib ada di setiap rumah dalam kehidupan di Negara-negara maju.

1. Trampolin
2. Balok kayu
3. Lego
4. Rubik
5. Dll

Atau sediakan hewan peliharaan rumahan seperti kucing, kelinci, ikan, kambing atau ayam.

2. Berikan kegiatan rumah yang rutin, terjadwal. Tentu disesuaikan dengan usianya.
Misalnya usia 3-4 tahun, mulai dari latihan membereskan mainannya sendiri.
Usia 5-6 tahun, Latihan menyapu lantai dst.
Usia 7-8 tahun, ikut beres-beres rumah, hingga menstrika pakaian.

Tidak ada patokan baku soal usia, dilihat pada kesanggupan anak saja. Kalau pun ada asisten rumah tangga, tetap latih anak dengan kerja-kerja fisik tersebut. Beri mereka tugas tertentu yang tidak dikerjakan ART..

3. Ajak anak Refreshing ke tempat-tempat bernuansa alam dan selama refreshing harus bebas dari Gadget. Penelitian membuktikan bahwa salah satu cara menciptakan kecerdasan buatan adalah dengan sering mengajak keluarga jalan-jalan terutama ke tempat-tempat yang bernuansa alam. Seperti camping, climbing (mendaki gunung), berenang di pantai dan lain lain.

__
Ringkasan Materi Parenting Di Villa BABE Doel.
HomeEdu Metland Cileungsi
Toddler TK SD BERIJAZAH Negara
Samping Masjid Metland Cileungsi AB 16/27
wa.me/6285559641452

https://www.pondokgas.com/2022/07/ppdb-homeedu-metland-cileungsi.html

0 Komentar