Terungkap, Ternyata Syeikh Al Albani Membolehkan Takbiran Berjamaah


Takbiran di malam dan siang hari raya  Idul Adha terbagi menjadi 2 waktu, Yaitu:

1. Takbir Mutlak
2. Takbit Muqayyad

Perincian  ini didapat dari fatwa Al-Utsaimin Rahimahullah, beliau menjelaskan :

 -منقول-

التكبير نوعان :
تكبير مطلق ومقيد فالتكبير المطلق بدأ من اول ذي الحجة ويكون في كل وقت. وأما المقيد فإنه يبدأ من فجر يوم عرفة إلى غروب شمس آخر أيام التشريق بالإضافة إلى التكبير المطلق فإذا سَلَّم من الفريضة واستغفر ثلاثاً وقال :
” اللهم أنت السلام ومنك السلام تباركت يا ذا الجلال والإكرام ”
بدأ بالتكبير.

[مختصر من فتاوى العلامة ابن عثيمين رحمه الله]

Takbir ada macam:

1. Takbir Mutlak (Kapan saja)
2. Takbir muqayyad (Terikat)

Takbir mutlak dilantunkan dimulai dari awal bulan Dzulhijjah (sampai Hari tasyrik) yaitu tanggal 1 sd 13 Dzulhijjah dan waktunya kapan saja.

Adapun Takbir Muqayyad dimulai dari subuh hari Arafah yaitu tanggal 9 Dzulhijjah sampai terbenam matahari di hari TASYRIK yaitu tanggal 13 Dzulhijjah.

Berikut ini pilihan Waktu takbir Muqayyad yang disarankan Syeikh Utsaimin ketika selesai shalat wajib:


✅ Membaca istighfar 3 kali
✅ Mengucapkan : Allahumma antas salam waminkas salam tabarakta yaa dzal jalali wal ikram
✅ Kemudian bertakbir.

(Mukhtashar Fatawa Syaikh Al-Utsaimin)

Catatan :

✅ Karena Ada Kebebasan dalam takbir Muqayyad maka urutan bisa ditukar

✅ Takbir sendiri-sendiri, tidak perlu dipimpin dan menjadi satu suara, akan tetapi jika sudah sendiri-sendiri kemudian suara menjadi satu, maka ini tidak mengapa

✅ Syaikh Musthafa as-Sulaimaniy atau lebih dikenal sebagai Syaikh Abul Hasan al-Ma'ribiy (Hafizhahullah) seorang ulama Salafy, sejak 20 tahun silam beliau membolehkan takbir jamai pada saat hari raya
Syeikh menuliskan fatwanya dalam kitab beliau yaitu Tanwir al-'Ainain bi Ahkami al-Adhahiy wa al-`Iedain.

✅Mari Kita simak pendapat Syeikh al albani mengenai takbir Berjamaah :

تنبيه : ثبت رفع الصوت بالتكبير، فهل يكون جماعياً، أو أن كل واحد؟ يكبر لنفسه؟

Perhatian :
Sudah ada ketetapan yang membolehkan Mengencangkan suara saat Takbir. Akan tetapi apakah hal itu boleh dilakukan secara berjamaah atau dilantunkan oleh masing-masing saja?

والذي يظهر لي أنه لا بأس بالتكبير الجماعي، و ذلك من وجوه :

Adapun yang Nampak menurut saya, bahwasannya tidak mengapa melakukan takbir berjamaah dan itu didasarkan kepada beberapa alasan :

(۱) ما جاء في «صحيح البخاري» برقم (۹۷۱) من حديث أم عطية وفيه: «... حتى تخرج الحيض فيكن خلف الناس، يكبرن بتكبيرهم ويدعين بدعائهم . . . » الحديث،

وعند مسلم (419/6 مع النووي) برقم
(٢٠٥٢) بلفظ: «يكبرن مع الناس، وهذا ظاهر أنه تكبير جماعي - وإن لم يكن صريحاً في ذلك

Sebagaimana yang tertulis di Shahih Bukhari Nomor 971 Hadits dari Ummu Atiyah, yaitu :



....Sehingga keluar Haid maka mereka berada di belakang Orang Banyak. Mereka bertakbir bersama takbir jamaah yang lain dan berdoa bersama mereka.

Adapun dalam shahih Muslim hadits tersebut  dengan nomor 6/419 sedangkan Imam Nawawi menuliskan haditsnya dengan nomor 2058 dengan redaksi :


"Para wanita haid itu bertakbir bersama jamaah yang lain.."


Dan ini jelas nampak bahwa yang dimaksud adalah Takbir Berjamaah.

Ada 2 hujjah lagi yang diungkapkan beliau dalam kitabnya Silsilah Asshahihah 171 jilid 1.

(Bersambung.. )

Ustadz Khudori 
____
https://www.pondokgas.com/2022/07/ppdb-homeedu-metland-cileungsi.html


0 Komentar