Para Pekerja Berat Bolehkah Tidak Berpuasa Selama Ramadhan..?


https://youtu.be/NttN6ETOTfM


Para Pekerja Berat Bolehkah Tidak Berpuasa Selama Ramadhan..? 

______

Allah Subhanahu Wata'ala berfirman ;

( وَعَلَى الَّذِينَ يُطِيقُونَهُ فِدْيَةٌ طَعَامُ مِسْكِينٍ ) البقرة/184

“Dan wajib bagi orang-orang yang berat menjalankannya (jika mereka tidak berpuasa) membayar fidyah, (yaitu): memberi makan seorang miskin.” SQ. Al-Baqarah: 184.”

Apakah para pekerja berat masuk ke dalam katagori "Yuthiqunahu " Yaitu Orang yang tidak mampu berpuasa karena berat menjalankannya kemudian dia berbuka dan memberi makan untuk setiap harinya satu orang miskin? 


✅ Di dalam kitab Bughyat Al Mustarsyidin Hal. 113 dinyatakan :

مسالة  : لا يجوز الفطر لنحو الحصاد وجذاذ النحل والحراث الا ان اجتمعت فيه الشروط كما يعلم من كلامهم ستة : ان لا يمكن تاخير العمل الى شوال وان يتعذر العمل ليلا  او لم يغنه ذلك فيؤدى الى تلفه او نفصه   نقصا لا يتغابن به وان يشق عليه الصوم مشقة لا تحتمل  عادة بان تبيح التيمم او او الجلوس في الفرض خلافا لابن حجر وان ينوى ليلا ويصحب صائنا فلا يفطر الا عند وجود العذر وان ينوى الترخص بالفطر ليمتاز الفطر المباح عن غيره كمريض اراد الفطر للمرض فلابد ان ينوى بفطره الرخصة ايضا، وان لا يقصد ذلك العمل وتكليف نفسه لمحض الترخص بالفطر والا امتنع كمسافر قصد بسفره مجردالرخصة فحيث وجدت هذه الشروط ابيح الفطر  سواء كان لنفسه او لغيره وان لم يتعين ووجد غيره، وان فقد شرط اثم اثنا عظيما ووجب نهيه وتعزيره لما ورد ان من افطر يوما من رمضان بغير عذرا لم يغنه عنه صوم الدهر . 


Para pengetam, pemetik kurma dan pembajak tanah  dan yang sejenisnya ( para pekerja berat )

Tidak boleh membatalkan puasa bagi kecuali memenuhi 6 syarat sebagaimana  yang kita ketahui dari ungkapan para fuqoha :


1. (Pekerjaan itu) Tidak bisa ditunda Hingga bulan Syawal


2. Pekerjaan tersebut Sulit untuk dikerjakan  pada malam hari atau tidak bisa dikerjakan pada malam hari. Sehingga mengakibatkan kerusakan  atau  berkurangnya harga meski tidak sampai mendatangkan kerugian. 

 

6. Dengan melaksanakan puasa dia merasakan penderitaan  yang pada umumnya tidak mampu bertahan lagi, dengan gambaran penderitaan tersebut mencapai  pada ambang batas yang diperbolehkan tayamum atau di perbolehkan duduk ketika melakukan sholat fardhu ( hal ini berbeda dengan pendapat Ibnu Hajar ) 


7. (Maka Teknis pelaksanaanya) ; Di malam hari ia tetap harus berniat puasa dan pagi hari nya juga dalam keadaan berpuasa, ia tidak boleh membatalkan puasanya kecuali benar benar dalam keadaan Udzur. 


8. Pembatalan puasa tersebut harus diniatkan untuk menempuh jalan rukhshah (Keringanan),agar ada perbedaan antara  pembatalan  yang diperbolehkan  dengan pembatalan yang tidak diperbolehkan. 


Sebagaimana orang yang sakit ketika ingin membatalkan puasa, maka harus di sertai niat  untuk mendapatkan rukhshah 


11. Tidak bermaksud menjadikan pekerjaan dan penderitaan  tersebut  semata mata  untuk  perantara agar mendapatkan keringanan dan ketika ada maksud seperti itu maka ia tidak diperbolehkan melakukan pembatalan puasa sebagaimana seorang musafir yang bertujuan dengan bepergiannya itu ia bisa mendapatkan rukhshah. 


Dengan demikian ,jika syarat syarat di atas di penuhi, maka di perbolehkan baginya membatalkan puasa, baik pekerja  tersebut untuk dirinya ataupun untuk orang lain ,dan meskipun ia bukan satu satunya orang yang harus menyelesaikan pekerjaan tersebut dan masih bisa menemukan orang lain yang sanggup melakukannya .


Sanksi berat bagi yg membatalkan puasanya tanpa udzur dia takkan pernah bisa menggantinya meskipun puasa selamanya.

___

Griya Sunnah 2023

0 Komentar